Nama berisiko di English speaking country

Nama atau penampilan muslim katanya dipersulit kalau mau masuk Amerika? Well, mungkin bukan dipersulit ya... menurut saya, kita akan dapat pengalaman yang sedikit berbeda dan bahkan cenderung unik. Kalau orang lain dengan gampang melenggang lewat pemeriksaan imigrasi, kita-kita yang bernama muslim atau karena penampilan (berjilbab panjang, misalnya, atau pakai cadar) biasanya akan diwawancara lebih lama.

Bagaimana dengan saya? Saya pakai jilbab, meski gak panjang-panjang amat. Tapi nggak semodis Dian Pelangi juga, sih, hehe... Tapi ya, saya menemukan pengalaman unik cenderung menyenangkan. Eh, tapi ini bukan cerita soal penampilan saya, tapi soal nama. Nama saya Rizky Aprilia, dan ini sedikit pengalaman unik karena nama.

Nah, waktu di pemeriksaan imigrasi di bandara SFO, saya antre sambil deg-degan, takut ditanya macam-macam. Sempat berusaha curi dengar percakapan turis-petugas di depan saya tapi rasanya percuma. Ketika petugas manggil saya, saya serahkan paspor.

Officer: Rizky, right? Where are you from?
Saya: yes, I'm Rizky. I'm from Indonesia.
O: well, I'm a bit scared to say your name. (Sambil agak cemberut)
Nah, saya mulai panik. Kenapa emangnya nama saya?
S: why?
Dan tiba-tiba bapak petugas itu tertawa...
O: it's so risky..
S: ah, I see... (dan saya ikut ketawa)
Obrolan saya dan si bapak petugas inigrasi lanjut soal jilbab. Dia tanya kenapa saya pakai jilbab, apa akibatnya kalau saya nggak pakai. Saya jawab singkat saja: karena ini wajib, dan wujud ketaatan sebagai muslim. Kalau melanggar, ada konsekuensi yang saya sih nggak mau tanggung (hehe).

Iya. Nama saya Rizky, and I'm sure it's quite funny to say. Risky, berisiko.

Di hari lain, saya beli makan di resto Mexico dan waiter-nya nanya nama. Begitu saya bilang Rizky, dia agak mengerinyit tapi mungkin merasa nggak sopan kalau harus nanya: is that really your name?
(But I can tell from her expression, though)

Okay.

Dari sini, saya merasa perlu ngasih nama berbeda kalau ditanya di resto. Tapi ternyata saya lupa. Lain hari saya beli sandwich dan begiti ditanya nama, spontan saya jawab Rizky.
Waiter: rizky, like, risky? (Sambil ketawa dia. Tapi orangnya memang lucu. Ok, ganteng.)
Saya: yes, indeed, i know it's a risky name.

Begitu mau ambil pesanan, ke waiter berbeda. Dia panggil: risky! Sambil pelangak pelongok penasaran siapa yang punya nama ini.
Saya: yes, thats me.
Waiter: you're risky? (Juga sambil ketawa)
Saya: yes, I am.

Kali kedua saya pesen sandwich di situ, saya pakai nama belakang saya: April. Yup, lebih berterima nampaknya.

But it was fun, though. Nama saya mungkin terasa lucu bagi mereka, English speakers. Kalau dipikir lagi, pakai nama April memang lebih mudah tapi pakai nama Rizky akan jauh lebih menyenangkan karena bisa trigger conversations, and laugh too.

I have a risky name that could trigger conversations. Great, isn't it?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nonton Konser BTS! Di Singapore!!

Tiket Pesawat Salah Nama: Jetstar

Jalan-Jalan ke Jepang 2: Dari Bandara ke Airbnb