Money Matters: Visa Jepang Ditolak

Visa.

Mau travelling tapi takut visa ditolak? Pasti banyak orang Indonesia yang berpikiran seperti itu, termasuk juga saya. Wabil khusus yang budgetnya terbatas, seperti saya 😆

Seperti yang sudah menjadi rahasia umum, banyak orang merasa ngeri saat membuat pengajuan visa untuk travelling karena tidak ada indikator pasti apa yang sebenarnya menyebabkan visa ditolak meskipun dokumennya sudah lengkap. Saat baca-baca artikel di internet, baik yang berupa artikel berita ataupun blog, ada beberapa penyebab ditolaknya visa, meski mayoritas ini bersifat spekulasi karena memang tidak ada keterangan resmi dari pihak kedutaan, bahkan jika kita menghubungi mereka untuk menanyakan sebab visa ditolak.

Saldo dan Itinerary.

Biasanya, yang paling dicemaskan adalah saldo rekening. Berapa sih saldo yang harus kita punya supaya visa disetujui? Well, sekali lagi nggak ada ketentuan pastinya. Tapi kalau kalian mau urus visa lewat travel agent, biasanya mereka cari aman dan menentukan batas sendiri. Salah satu yang pernah saya tanya adalah kepada Dwidaya tour. Mereka minta saldo rekening 3 bulan terakhir minimal 50 juta per orang atau 80 juta kalau suami-istri pergi berdua.

Lalu bagaimana kalau mau urus visa sendiri? Makin ciut dong setelah tahu batas yang ditentukan beberapa travel agent?

Sebenarnya tidak perlu takut juga sih. (Spekulasi) Alasan yang paling sering ditemukan dan yang paling masuk akal adalah ketidaksesuaian antara uang yang dimiliki dan itinerary. Saat pengajuan visa Jepang, selain berbagai macam dokumen resmi, kita diminta mengisi jadwal perjalanan dan penginapan tempat kita akan tinggal. Yang tidak kalah penting, saldo rekening di tabungan harus wajar dan mencukupi. Nah, kata "mencukupi" inilah yang harus kita siasati supaya visa bisa kita dapatkan.

Misalnya begini, saya pernah baca (tapi lupa baca di mana) ada yang menyusun itinerary ke Tokyo-Osaka-Kyoto selama 2 minggu tapi saldo hanya kisaran 8 juta. Secara sekilas saja sudah terlihat ini tidak mungkin. Walaupun misalnya si calon traveler itu punya sejumlah besar uang lain yang akan dijadikan bekal selain yang ada di rekening, pihak kedutaan pasti tidak mau mengambil risiko dengan memberikan visa kepada beliau.

Untuk hitungan kasarnya, cobalah anggarkan paling tidak 2 juta per hari per orang. Atau, kita balik cara pikirnya. Misalnya punya uang 10 juta, berapa lama bisa liburan di Jepang? Di luar tiket dan penginapan, dengan anggapan biaya hidup di Jepang (makan dan transport) adalah 2 juta per hari, kita bisa stay di Jepang selama 5 hari. Tapi ingat, sebaiknya lebihkan (atau sisakan) seharga tiket pulang untuk jaga-jaga jika kita ketinggalan pesawat pulang dan harus beli tiket lagi (amit-amit... *ketok meja).

Nah, setelah mengetahui budget dan waktunya terbatas, sebaiknya buat itinerary di satu kota saja. Lebih aman dan lebih masuk akal.

Uang Dadakan.

Jadi lebih baik pindahkan saja uang di semua tabungan yang dimiliki ke satu tabungan yang akan dilampirkan saat pengajuan visa?

Hmm... Kalau memang mau menempuh jalan ini, pastikan kalian melakukannya paling tidak 4 bulan sebelum mencetak rekening koran, supaya nominalnya terlihat wajar. Maksudnya tidak ada pemasukan uang dadakan (tiba-tiba kok ada 100 juta, misalnya) di rekening kalian. Bukan cuma nominalnya yang terlihat wajar, tapi juga arus transaksinya. Ini menunjukkan bahwa uang itu memang punya kalian dan akan kalian gunakan untuk travelling nanti.

Itinerary.

Travelling ke luar negeri, pasti kita maunya menjelajah banyak tempat dan melihat banyak hal. Tapi perlu diingat: Jepang itu luas banget. Bahkan satu kota pun luas dan nggak akan cukup di-explore satu hari saja. Oiya, perlu diketahui juga, meski sistem transportasi di Jepang itu super canggih dan nyaman, tapi stasiun keretanya mayoritas itu luaaaaassss banget. Jadi pasti memakan waktu saat harus transit. Belum lagi kalau nyasar, hehe. Dan pasti nyasar sih kalau travelling tanpa guide. Yaaa... minimum salah keluar gate jadi harus jalan jauuuuuhh lagi ^^.

Itulah sebabnya, luangkan waktu paling tidak 2 bulan untuk menyusun itinerary yang oke. Sertakan juga plan B, kalau ternyata plan A tidak bisa berjalan.

Banyak sekali contoh itinerary kota-kota di Jepang yang tersedia di internet. Tapi supaya lebih personal, coba sesuaikan dengan minat kalian masing-masing.

Untuk travelling kali ini, saya dan suami memilih 2 kota di Kansai, yaitu Osaka dan Kyoto. Kami hanya punya waktu total 5 hari karena suami nggak bisa cuti lama, dan saya nggak bisa ninggalin anak-anak terlalu lama. Dipotong 2 hari perjalanan pergi-pulang, total waktu kami di Jepang hanya 3 hari. Kami menghabiskan 2 hari di Osaka dan 1 hari di Kyoto tanpa pindah penginapan. Selain menghemat biaya, ini juga menghemat tenaga  dan waktu karena tidak perlu menggeret-geret koper lagi.

Berikut ini itinerary yang kami lampirkan saat pengajuan visa.


Seperti terlihat di atas, awalnya kami berencana hanya explore Osaka dengan Osaka Amazing Pass. Dengan Pass ini, kalian bisa bebas naik semua kereta (kecuali JR) dan bus selama satu atau dua hari, dan gratis masuk sekitar 35 tempat wisata di Osaka. Harganya untuk 1 Day adalah 2500 Y per orang, dan untuk 2 Day adalah 3000 Y per orang. Untuk lebih lengkapnya, lihat di website-nya di sini.

Dengan Pass ini, kalian bisa berhemat hingga ribuan yen. Tapi pastikan kalian memang kuat jalan jauh ya kalau mau beli pass ini. Baru berasa untungnya kalau kalian mengunjungi setidaknya 2 tempat wisata.

Itinerary yang saya buat di atas berdasarkan saldo di rekening yang hanya sekitar 20 juta setelah rekening saya dan suami digabungkan (tiket PP dan penginapan sudah dibayar terlebih dahulu). Mepet kan? Tapi alhamdulillah visa kami disetujui. Setelah visa di tangan, saya pun memberanikan diri untuk mengubah destinasi untuk ke Kyoto di hari Minggu. Dengan Shinkansen!

Ikuti ceritanya di postingan-postingan berikutnya.
^^.


*Disclaimer: artikel ini adalah berdasarkan riset dan pengalaman pribadi, dan hanya sebagai sharing pengalaman dan tips :)

Komentar

  1. Malam mba Rizki, saya mau tanya waktu ajuin visa apakah mba mengeprint bookingan di airbnb? Karena sepertinya di atas mba rizki pakai airbnb ya? Di tunggu pencerahannya, makasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Btw nama sy Mey mba, ditunggu jawabannya. makasih

      Hapus
    2. Halo Mey ^^.
      Iya, waktu pengajuan visa harus menyertakan print bukti booking penginapan. Betul, aku pakai Airbnb dan melampirkan print bookingnya. Kalau booking hotel juga harus lampirkan buktinya. Ini penting banget buat bukti bahwa kita gak akan "nge-gembel" di sana, hihihi...
      Semoga membantu yaa.

      Hapus
  2. Saya mau buat visa Jepang untuk saya, suami dan anak. Apakah kami harus datang semua? Bolehkah anak dan suami diwakilkan oleh saya saja?

    BalasHapus
  3. Saya juni/juli tahun lalu baru urus visa ke Jepang juga. Petugasnya riweuh karena saya pakai tabungan sponsor saya(om yg juga ikutan ke Jepang tapi beda kewarganegaraan dgn sya). Terus petugasnya bilang "coba mbaknya tf aja ke tabungan mbak. 35juta saja cukup". Tapi saya tolak dengan alasan lebih mudah seperti itu. Dan waktu itu, saya liburan total 19 hari di Jepang. Akhirnya mbak2x petugasnya nge iyakan. Walau gitu, saya harus bolak balik ke konjen 5x an 😂

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nonton Konser BTS! Di Singapore!!

Jalan-Jalan ke Jepang 2: Dari Bandara ke Airbnb